Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT),Tatang Kurniadi Selasa (18/12) mengatakan sebab kecelakaan pesawat jet Rusia di Jawa Barat awal tahun ini adalah karena kesalahan awak kabin, dalam hal ini Pilot, demikian lansir VOA Indonesia, Minggu (23/12)
KNKT, Tatang Kurniadi ke dua dari kiri bersama Duta Besar Rusia untuk Indonesia,Mikhail Yurievich Galuzin (Foto: VOA/A. Waluyo)
Pemeriksaan didasarkan pada hasil investigasi kotak hitam (black box) pesawat, yang dilakukan bersama dengan pihak Rusia sebagai produsen Sukhoi.
"Pesawat menabrak tebing Gunung Salak dengan ketinggian sekitar 6000 kaki di atas permukaan laut.Tiga puluh detik sebelum benturan, Terrain Awareness Warning Sistem (TAWS), suatu alat peringatan di dalam pesawat membuat peringatan berupa bunyi suara: 'Terrain Ahead Pull Up' yang artinya: didepan ada tebing, angkat pesawat. Dan diikuti oleh 6 kali suara peringatan: Avoid Terrain (hindari tebing)," ujar Tobing.
Suasana di atas pesawat Sukhoi superjet 100 dikirim oleh seorang Blogger yang juga ada dalam pesawat sebelum mengalami kecelakaan. (Foto:Sergeydolya.livejournal.com)
Pilot pesawat Sukhoi Superjet 100 Rusia (Foto: Sergeydolya.livejournal.com) |
"Pilot malah mematikan TAWS itu. Si Pilot berasumsi bahwa peringatan-peringatan tersebut diakibatkan oleh database yang bermasalah. Tujuh detik menjelang tabrakan terdengar peringatan berupa: 'Landing Gear Not Down' (peralatan pendaratan tidak keluar), yang berasal dari sistem keselamatan pesawat."
"Kesimpulan dan isi laporan telah diterima semua yang terlibat, yaitu Rusia, Prancis dan Amerika Serikat," ujarnya.
Dengan temuan penelitian ini pilot meremehkan peringatan sistem pengawasan pesawat yang seharusnya ditindaklanjuti. Akan tetapi bila alam sudah menghendaki terjadi manusia akan sulit memperkirakannya. Itu adalah kelebihan dan kekuatan alam yang tidak dimiliki manusia.
Pesawat Sukhoi Superjet 100 yang dapat memuat 80-90 penumpang ini jatuh di Gunung Salak Bogor. Kecelakaan yang terjadi pada 9 Mei 2012 mengakibatkan 45 orang tewas: dua orang pilot, satu orang navigator, satu teknisi uji coba dan 41 orang penumpang.
Penumpang tersebut terdiri dari empat personel dari Sukhoi Civil Company (SCAC), satu orang pabrik mesin pesawar (SNECMA), dan 36 tamu undangan, terdiri dari 34 orang warga negara Indonesia, satu warga negara Amerika dan warga negara Prancis. pesawat Superjet 100 itu jatuh saat melakukan penerbangan uji coba dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Sumber: VOA Indonesia
Aertikel lainnya
10 Selebritis Yang Pernah Bermasalah di Pesawat
Dahsyatnya 11 September 2001