Transkrip Asli Pidato Malala Yousafzai di Markas PBB Perjuangkan Hak Perempuan Sekolah Bag II

7/17/2013
Malala Yousafzai mendapat penghormatan berpidato di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PPB) karena kegigihan mempejuangkan hak setiap anak mendapatkan akses pendidikan. Pidatonya disaksikan sekitar 4 juta orang bertepatan hari ulang tahunnya ke 16.

Malala Yousafzai ditembak Taliban Pakistan bersenjata di bagian kepala pada saat diatas kendaraan ketika pulang sekolah. Ketika berpidato Malala Yousafzai disaksikan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon mengenakan kerudung kebesaran yang pernah dipakai mantan Presiden Pakistan Benazir Bhutto.

Malala Yousafzai
Malala Yousafzai ketika berpidato di markas PBB, 12 Juli 2013
yang dihadiri sekitar 4 (empat) juta orang.
Bapak Sekjen PBB,

Perdamaian dibutuhkan untuk keberlangsungan pendidikan. Di banyak tempat, di Pakistan dan Afganistan, terorisme, perang dan konflik membuat anak tidak bisa pergi ke sekolah. Kami capek dengan semua perang ini.

Perempuan dan anak menderita dalam segala bentuk, di banyak tempat di dunia. Di India, anak-anak miskin dan tak berdosa jadi korban perburuhan anak, banyak sekolah dirusak di Nigeria, rakyat Afganistan menderita di bawah ekstremisme selama berpuluh tahun.

Gadis-gadis dipaksa mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan dipaksa kawin di usia muda. Kemiskinan, ketakpedulian, ketidakadilan, rasisme, dan perampasan hak dasar, adalah persoalan-persoalan utama yang dihadapi lelaki dan perempuan di dunia ini.

Saudara saudariku,
Hari ini saya fokus pada hak perempuan dan pendidikan untuk anak perempuan, karena mereka yang paling menderita saat ini.

Ada saat ketika perempuan yang menjadi aktivis sosial meminta lelaki berjuang untuk hak-hak mereka. Tapi kali ini, kita akan berjuang sendiri.

Saya tidak mengusir para lelaki dari perjuangan untuk hak perempuan, tapi saya ingin fokus pada para perempuan, yang harus menjadi independen dan berjuang untuk hak mereka sendiri

Saudara saudariku,
Kini tiba saatnya untuk meneriakkan tuntutan kita. Hari ini, kita menyerukan pada para pemimpin dunia, untuk mengubah kebijakan strategis mereka pada usaha mencapai perdamaian dan kesejahteraan.

Kami menyerukan pada para pemimpin dunia, agar semua perjanjian damai harus melindungi hak perempuan dan anak. Perjanjian yang mengabaikan hak perempuan, tidak bisa diterima.

Kami menyerukan pada pemerintahan di seluruh dunia, untuk mengadakan pendidikan gratis dan wajib untuk semua anak tanpa kecuali.

Kami menyerukan pada pemerintahan di seluruh dunia, untuk terus berperang melawan terorisme dan kekerasan, serta melindungi anak dari kekejaman dan mara bahaya.

Kami menyerukan pada negara-negara maju, untuk memperluas kesempatan pendidikan untuk anak perempuan di negara-negara berkembang.

Kami menyerukan pada semua masyarakat dan komunitas, untuk bersikap toleran. Untuk menolak prasangka berdasarkan kasta, keyakinan, sekte, agama, warna kulit atau gender. Untuk memastikan ada kebebasan dan kesetaraan bagi perempuan, sehingga mereka bisa sukses.

Kita tidak akan bisa sukses bersama, kalau sebagian dari kita dibelenggu dan tak bisa maju.

Kami menyerukan pada perempuan di seluruh dunia, untuk berani. Untuk menyambut kekuatan di dalam diri mereka dan menyadari potensi mereka sepenuhnya.

Saudara saudariku,
Kami mau sekolah dan pendidikan untuk masa depan yang cerah bagi anak-anak.

Kita akan meneruskan perjalanan kita untuk mewujudkan perdamaian dan pendidikan. Tidak ada yang bisa menghentikan kita.

Kita akan terus bicara untuk hak-hak kita. Kita akan mengubah keadaan dengan suara kita. Kita percaya pada kekuatan kata-kata kita. Kata-kata kita bisa mengubah dunia kalau kita semua bersama, bersatu untuk pendidikan.

Kalau kita mau mencapai cita-cita kita, mari kita mempersenjatai diri dengan pengetahuan, dan mari membuat perisai dari persatuan dan kebersamaan kita.

Saudara-saudariku,
Kita tidak boleh lupa bahwa jutaan orang hari ini menderita akibat kemiskinan, ketidakadilan dan ketidakpedulian.

Kita tidak boleh lupa, ada jutaan anak yang tak bisa bersekolah.

Kita tidak boleh lupa, saudara-saudara kita sedang menanti masa depan yang damai dan lebih baik.

Jadi, marilah kita kobarkan perang global memberantas buta huruf, kemiskinan dan terorisme. Mari kita teriakkan tuntutan, mari kita gunakan buku dan pulpen kita, senjata kita yang paling utama.

Satu murid, satu guru, satu buku, satu pena, bisa mengubah dunia.
Pendidikan adalah satu-satunya solusi. Pendidikan harus diutamakan. Terimakasih.


Sumber: Tempo.co, 13 Juli 2013

Transkrip pidato asli Malala Yousafzai dalam bahasa Inggris
Ronamasa