Semenjak Indonesia dibawah manajemen presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dipilih langsung oleh rakyat Indonesia melalui Pemilu presiden menurun sebesar 61 porsen atau menjadi 24 %. Selama kurun waktu 35 tahun utang Indonesia mencapai 85 porsen antara tahun 1965 hingga tahun 2000. Periode pemerintahan presiden Abdurahman Wahid (Gusdur) dan Megawati Soekanoputri utang luar negeri indonesia menurun hingga angka 65,6 porsen.
Konsep dan termologi utang luar negeri mengacu pada IMF's External Debt Stastics: Guide for Compilers and User (2003), beberapa ketentuan pemerintah Republik Indonesia antara lain: Undang-undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara, Undang-undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 2011 tentang Tatacara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Nomor PER-04/PU/2009 tentang Klasifikasi Pinjaman Luar Negeri Pemerintah, dan ketentuan Bank Indonesia. Publikasi statistik data utang luar negeri ini diterbitkan setiap bulan. (djpu.kemenkeu.go.id, November 2013)
Departemen Statistik Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri pada Oktober 2013 sebesar 262,4 miliar dolar AS, atau tumbuh melambat sebesar 5,8 porsen (yoy) dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang mencapai 6,7 porsen (yoy).
Hingga Oktober 2013 berdasarkan jangka waktu posisi Utang Luar Negeri (ULN) sebagian besar terdiri dari Utang Luar Negeri berjangka panjang yaitu sebesar 216,1 miliar AS (82,4 % dari total ULN). Sementara sisanya sebesar 46,3 miliar dolar AS (17,6 % dari total ULN) jangka pendek.
Dari sisi kepemilikan, peran dominan Utang Luar Negeri jangka panjang terjadi pada ULN publik dan ULN sektor swasta. ULN publik berjangka panjang mencapai 118,8 miliar dolar AS atau 94,4 porsen dari dari total ULN sektor publik. Sementara itu, ULN sektor swasta berjangka panjang mencapao 97,4 miliar dolar atau 71,3 % dari total ULN swasta.
Utang Luar Negeri Swasta sebagian besar merupakan ULN swasta non-bank yang mencapai 83,8 porsen, sedangkan ULN bank hanya mencapai 16,2 porsen. Tiga sektor ekonomi terbesar ULN swasta terarah kepada sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, sektor industri pengolahan, dan sektor pertambangan dan penggalian. Dari sisi kriditur, sebagian dari total ULN swasta. Baik ULN swasta merupakan utang kepada afiliasi yaitu mencapai 34,8 % dari ULN swasta. Baik ULN swasta kepada afiliasi maupun non-afiliasi pada Oktober 2013 tumbuh sekitar 11.0 porsen (yoy). (kemenkeu.go.id, 23/12/2013).
Statistik rasio Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia (SBYudhoyono/Twitter)
Konsep dan termologi utang luar negeri mengacu pada IMF's External Debt Stastics: Guide for Compilers and User (2003), beberapa ketentuan pemerintah Republik Indonesia antara lain: Undang-undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara, Undang-undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 2011 tentang Tatacara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Nomor PER-04/PU/2009 tentang Klasifikasi Pinjaman Luar Negeri Pemerintah, dan ketentuan Bank Indonesia. Publikasi statistik data utang luar negeri ini diterbitkan setiap bulan. (djpu.kemenkeu.go.id, November 2013)
Departemen Statistik Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri pada Oktober 2013 sebesar 262,4 miliar dolar AS, atau tumbuh melambat sebesar 5,8 porsen (yoy) dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang mencapai 6,7 porsen (yoy).
Hingga Oktober 2013 berdasarkan jangka waktu posisi Utang Luar Negeri (ULN) sebagian besar terdiri dari Utang Luar Negeri berjangka panjang yaitu sebesar 216,1 miliar AS (82,4 % dari total ULN). Sementara sisanya sebesar 46,3 miliar dolar AS (17,6 % dari total ULN) jangka pendek.
Dari sisi kepemilikan, peran dominan Utang Luar Negeri jangka panjang terjadi pada ULN publik dan ULN sektor swasta. ULN publik berjangka panjang mencapai 118,8 miliar dolar AS atau 94,4 porsen dari dari total ULN sektor publik. Sementara itu, ULN sektor swasta berjangka panjang mencapao 97,4 miliar dolar atau 71,3 % dari total ULN swasta.
Utang Luar Negeri Swasta sebagian besar merupakan ULN swasta non-bank yang mencapai 83,8 porsen, sedangkan ULN bank hanya mencapai 16,2 porsen. Tiga sektor ekonomi terbesar ULN swasta terarah kepada sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, sektor industri pengolahan, dan sektor pertambangan dan penggalian. Dari sisi kriditur, sebagian dari total ULN swasta. Baik ULN swasta merupakan utang kepada afiliasi yaitu mencapai 34,8 % dari ULN swasta. Baik ULN swasta kepada afiliasi maupun non-afiliasi pada Oktober 2013 tumbuh sekitar 11.0 porsen (yoy). (kemenkeu.go.id, 23/12/2013).