Bedeg Bambu, Kerajinan Tangan Kebanggaan Desa Tonggorisa

12/06/2012
Sejak beberapa ratusan tahun silam Desa Tonggorisa hingga saat ini dikenal memiliki hasil kerajinan tangan menganyam bedeg bambu. Bedeg bambu hasil anyaman pengrajin Desa Tonggorisa tidak hanya untuk kebutuhan masyarakat desa tetangga-desa tetangga Desa Tonggorisa saja akan tetapi sudah dikenal luas. Berdasarkan pengakuan pengrajin, Bedeg kadang dipesan konsumen dari kecamatan lain bahkan hingga Kabuputen Dompu, NTB.

Bedeg bambu oleh warga tertentu yang memiliki kemampuan ekonomi pas-pasan dijadikan sebagai bahan membuat bilik rumah. Walaupun anyaman bedeg bambu ini hanya terbuat dari material utamanya bambu namun memerlukan keterampilan dan kesabaran.

Kerajinan Bedeg Bima
Ishaka Hamno sedang menganyam bedeg
di halaman rumahnya (Foto: Ronamasa/Ahyar)
Ishaka dan istrinya, Hadijah serta anak-anaknya salah satu rumah tangga yang bertempat tinggal di RT. 04/02 Desa Tonggorisa hingga saat ini masih menekuni kerajinan bedeg. Ishaka (60 tahun) memenuhi kehidupan sehari-harinya hasil dari anyaman bedeg .

Bahkan salah seorang pengrajin bedeg bambu, Abdul Hamid (42 tahun) hasil dari kerajinan anyaman bedeg yang ditekuninya hingga saat mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga sudah masuk pada salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Bima, Nusa Tenggara Barat.



Anyam Bedeg Tonggorisa
Hadijah (58), istri Ishaka ibu rumah tangga pengrajin
 Bedeg Desa Tonggorisa (Foto: Ronamasa/Ahyar)
Berdasarkan pengakuan pengrajin untuk mendapatkan hasil anyaman bedeg berkualitas bambu yang baru ditebang tidak langsung diolah menjadi material anyaman bedeg akan tetapi harus dibiarkan beberapa hari. Setelah gentahnya sudah mulai berkurang bambu kemudian dipotong sesuai ukuran bedeg yang akan dianyam. Bambu yang terpotong kemudian dibilah setebal 2 mili meter dan dibiarkan dijemur pada sinar matahari agar mudah dilenturkan dan tidak mudah patah. Bambu tidak hanya dapat diolah dagingnya saja akan tetapi kulit bambu juga. Bahkan kulit bambu memiliki nilai jual jauh lebih mahal.

Untuk satu batang bambu dapat menghasilkan lebih dari dua lembar bedeg yang harganya satu satu lembar bedeg bambu Rp. 16.000. Sementara harga satu lembar bedeg yang terbuat dari kulit bambu dapat mencapai Rp. 70.000;

Akibat kebutuhan material bambu di Desa Tonggorisa tidak mencukupi Ishaka dan Abdul hamid serta pengrajin bedeg lainnya di Desa Tonggorisa harus membelinya di desa lain yang diantaranya Desa Nata, Dore. Sementara untuk mendatangkan bambu dari desa-desa ini bila tidak ada kendaraan untuk mengangkut melalui jalan raya melewati kawasan pertanian sawah. Mereka harus menempatkan bambu diatas pundak dengan menempuh jarak sekitar 3 kilo meter jalan kaki.

Artikel Lainnya

Turnamen Sepakbola Mini Wanita Digelar di Tonggorisa Palibelo Bima
Ferry Zulkarnain Bupati Bima Pertama Pilihan Rakyat Bima
Sejarah Terbentuknya Desa Tonggorisa Palibelo
Sejarah Pemerintahan Kabupaten Bima, NTB Sejak Masa Orde Baru
Nama-Nama Desa dan Kecamatan di Kabupaten Bima, NTB
Ronamasa