Dalam lawatan kenegaraan ke luar negeri di Kazakhstan dan Polandia serta menghadiri KTT G20 di Rusia, presiden Susilo Bambang Yudhoyono memikirkan memindahkan ibukota negara Indonesia di luar Jakarta. Pemindahan ibukota negara bukan persoalan mudah karena membutuhkan biaya ekonomi, sosial dan politik pembangunan pusat pemerintahan baru sangat besar.
"Presiden bentuk tim kecil untuk pikirkan kemungkinan pindahkan ibukota. Pusat perekonomian tetap di Jakarta dn pusat pemerintahan di kota lain," tulis akun twitter resmi SBYudhoyono (7/9).
Keinginan presiden Indonesia pertama dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu presiden setelah melihat Kazakhstan berhasil memindahkan ibukota dari Astina sekitar 4-5 tahun lalu. Presiden SBY tidak mengesampingkan bahwa "biaya ekonomi, sosial dan politik pembangunan pusat pemerintahan baru sangat besar, untuk itu perlu pelajari kesuksesan negara lain."
"Jika tidak ada solusi tepat untuk atasi permasalahan Jakarta dan kepentingan mendesak, tidak keliru jika dipikirkan bangun pusat pemerintahan baru." twitter akun resmi presiden.
"Presiden bentuk tim kecil untuk pikirkan kemungkinan pindahkan ibukota. Pusat perekonomian tetap di Jakarta dn pusat pemerintahan di kota lain," tulis akun twitter resmi SBYudhoyono (7/9).
Presiden SBY ketika berpidato pada KTT G20 di Petersburg Ruisa
(Foto: Twitter SBYudhoyono)
(Foto: Twitter SBYudhoyono)
Keinginan presiden Indonesia pertama dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu presiden setelah melihat Kazakhstan berhasil memindahkan ibukota dari Astina sekitar 4-5 tahun lalu. Presiden SBY tidak mengesampingkan bahwa "biaya ekonomi, sosial dan politik pembangunan pusat pemerintahan baru sangat besar, untuk itu perlu pelajari kesuksesan negara lain."
"Jika tidak ada solusi tepat untuk atasi permasalahan Jakarta dan kepentingan mendesak, tidak keliru jika dipikirkan bangun pusat pemerintahan baru." twitter akun resmi presiden.