Ferry Zulkarnain kelahiran Jakarta 1 Oktober 1964 adalah putera Sultan Abdul Kahir II dengan Hj. RM. Zubaidah. Ayah Ferry Zulkarnain adalah anak dari Raja Bima Sultan Muhammad Salahuddin sementara ibu yang bernama Hj. RM Zubaidah adalah putri asal kesultanan Sunda Jawa Barat. Suami dari Indah Damayanti Putri merupakan putera daerah Bima pertama menjadi Bupati Bima dua periode berturut-turut sejak era reformasi. Cucu raja Bima Sultan Muhammad Salahuddin terpilih sebagai Bupati Bima periode 2005-2010 dan periode 2010-2015. Namun Ferry hanya melaksankan tugas sebagai Bupati Bima hingga 26 Desember 2013 karena meninggal dunia.
Pada masa pemerintah Bupati H. Ferry Zulkarnain dengan Syafrudin beberapa kali dicoba digoyangkan pemerintahannya oleh lawan-lawan politiknya. Namun pasangan "FERSY" Rakyat yang pada pilkada Kabupaten memperoleh suara sekitar 63 % ini tetap kokoh dalam menjalankan masa pemerintahannya.
Masa kepemimpinan Ferry Zulkarnain terjadi beberapa kali demo mengakibatkan fasilitas pemerintahan dirusak masa. Tanggal 24 Desember 2011 demonstrasi penolakan tambang. Lambu. Demo yang diikuti masyarakat Kecamatan Sape dan Kecamatan Lambu berkosentrasi di pelabuhan Sape Bima menimbulkan dua korban jiwa pada masyarakat Sipil.
Sebelumnya juga terjadi demonstrasi besar-besaran. Pada 14 Juni 2010 yang merupakan hari penetapan pemenang perolehan suara calon Bupati/Wakil Bupati Bima yang juga diikuti mantan Bupati Bima, Drs. Zainul Arifin terjadi demonstrasi berdarah. Masa demonstran melakukan demo terhadap petugas KPUD (Komisi Pemilihan Umum Daerah) Kabupaten Bima.
Titik puncak kisruh politik di Kabupaten Bima pada tanggal 26 Januari 2012 terjadi demonstrasi mengakibatkan terbakarnya kompleks perkantoran Bupati/Wakil Bupati Bima. Masa demonstran mengamuk dan menerobos masuk pagar halaman kompleks kemudian membakar sejumlah bangunan yang ada didalamnya.
Naskah Asli Pernyataan Berhenti Soeharto Sebagai Presiden RI, 21 Mei 1998
Sejarah Pemerintahan Kabupaten Bima, NTB Sejak Masa Orde Baru
Nama-Nama Desa dan Kecamatan di Kabupaten Bima, NTB
Sinopsis Acara Kampanca Tradisi Pesta Perkawinan Rakyat Bima
Kamus Bahasa Daerah Bima Bima-Mbojo Terjemahan Dalam Bahasa Indonesia-Bahasa Inggris
H. Ferry Zulkarnain, ST, MM bersama istri, Indah Damayanti Putri pada upacara HUT RI 17 Agustus 2010 di lapangan Desa Teke Kecamatan Palibelo,Bima (Foto:Ronamasa/Ahyar) |
Ferry Zulkarnain meninggal dunia pada usia 49 tahun di Rumah Sakit Daerah Bima pada hari Kamis 26 Desember 2013 sekitar pukul 07.00 waktu setempat. Bupati Bima yang meninggal dunia sehari setelah meninjau langsung beberapa kecamatan di Kabupaten Bima yang dilanda banjir bandang ini dikuburkan di kompleks pemakaman keluarga Raja Bima di Dana Traha Dara Kota Bima pada hari Jum'at 27 Desember 2013 pukul 09.00 Witeng juga dihadiri Gubernur NTB H. Bajan bersama wakilnya M. Amin
H. Ferry Zulkarnain yang menikahi Hj. Indah Damayanti Putri ketika masih berusia 14 tahun ini meninggalkan dua orang putera. Dalam karir politik ayah dari Muhammad Putra Ferryandi dan Muhammad Putra Pratama sebelum terpilih sebagai Bupati merupakan petinggi Partai Golongan Karya (GOLKAR) Kabupaten Bima. Kemampuan manajemennya Ferry dipercayakan menjadi Wakil Ketua DPD Partai Golongan Karya Kabupaten Bima periode 1998-2003.
Pada hari Kamis 4 Juli 2013 Ferry Zulkarnain dikukuhkan sebagai Raja Bima XVI. Ferry Zulkarnain dinobatkan sebagai Raja Bima XVI berdasarkan hasil keputusan rapat 4 Ncuhi yaitu Ncuhi Dara, Ncuhi Doro Wuni, Ncuhi Parewa dan Ncuhi Banggapupa. Pengukuhan yang berlangsung di ASI Bima NTB dihadiri keluarga kerjaaan nusantara dan dunia diantaranya dari Hawai Amerika Serikat.
Ferry Zulkarnain yang lebih dikenal dengan nama Dae Ferry saat ini bertempat tinggal di Jalan Sulawesi No. 5 Kelurahan Sarae Kecamatan Rasanae Kota Bima adalah Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah partai Golkar Kabupaten Bima periode 2003-2008 dan periode 2008-2013.
Pada haru Rabu 5 April 2006 Ferry Zulkarnain menerima kunjungan presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang akan melakukan kunjungan kerja menabur benih ikan Tawes di Dam Pela Parado yang mulai dibangun pada tahun 1999 diatas lahan seluas lebih dari 4 ha. Sebelum melanjutkan ke Doro Peti Kabupaten Dompu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ibu negara Ny. Ani Yudhoyono dan rombongan bermalam di Kota Bima.
Semasa kecil Ferry Zulkarnain menyelesaikan Sekolah Dasar tahun 1976 di SDN No 4 Mataram dan lulus sekolah menengah pertama tahun 1980 di SMP 49 Jakarta. Pangeran mahkota keturuna raja Bima pertama Sultan Abdul Kahir I kemudian menyelesaikan sekolah menengah atas di SMA YAMMI Jakarta Utara tahun 1983. Darah kesultanan yang mengalir dalam diri alumni Universitas Al-Azhar Mataram tahun 2004 ini oleh sebagian masyarakat Bima masih dianggap memiliki keramat. Pada kampanye pilkada periode 2010-2015 kerap dijumpai ada warga masyarakat yang sengaja menyedian khusus botol air tanggung untuk dicelupkan tangan Dae Ferry yang merupakan sapaan khas Ferry Zulkarnain. Air yang dicelupkan tangan Dae Ferry konon untuk disebarkan pada tanaman diladang atau sawah digarap yang bersangkutan.
Pada bulan Desember 2012 Ferry Zulkarnain yang pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Bima tahun 1999 hingga 2003 dikabarkan meninggal dunia. Isu yang sempat membuat masyarakat Bima resah ini sengaja disebarkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab melalui pesan singkat (SMS) melalui HP. Pada hal kakak dari anggota DPRD Kabupaten Bima periode 2009-2014, Ferdiansyah Fajar Islam, ST hanya pergi berobat menggunakan pesawat carteran ke RS. Sanglah Denpasar, Bali.
H. Ferry Zulkarnain yang sewaktu calon Bupati Bima tahun 2010 diperkirakan memiliki kekayaan sebesar Rp. 5,5 milyar berobat ke Denpasar Bali atas rujukan poliklinik Kimia Farma Raba. Akibat penyakit yang diderita Ferry tidak dapat ditangani oleh tim dokter Rumah Sakit Sanglah Bali pihak keluarga melanjutkan pengobatan ke RS Harapan Kita Jakarta hingga Januari 2013.
Beberapa hari sebelum kabar mengagetkan ini (pen) secara kebetulan melihat Dae Ferry menggunakan sepeda motor trial mendahui sepeda motor kami yang sedang melintas di jalan Doro Belo. Saat ini sekitar pukul 15.00 waktu setempat Dae Ferry mengenakan jaket warna coklat. Karena baru pertama kali melihat cara seorang bupati turun ke lapangan dengan cara ini saya langsung loncat dari motor dan memotertnya. Berdasarkan informasi dari salah seorang pengawalnya mengatakan saat itu Dae Ferry pulang dari Tente memberi bantuan.
H. Ferry Zulkarnain yang mengalir darah kesultanan Gowa Sulawesi ini mendapat gelar "Sultan Jena Teke". Sebelum terpilih sebagai Bupati Bima Ferry Zulkarnain pernah bertugas di DPRD Kota Bima. Dan kemudian melanjutkan tugasnya sebagai wakil rakyat di DPRD Kota Bima tahun 2003 sampai 2005 akibat adanya pemekaran Kota Bima dari Kabupaten Bima.
Pada pilkada Bupati Bima periode 2005-2010 Ferry Zulkarnain menjadi utusan Partai Golongan Karya sebagai calon Bupati. Sebagai kandidat Ferry Zulkarnain berpasangan dengan seorang berlatar belakang birokrasi yaitu Drs. Usman Ak.
Ketika sudah resmi menjadi satu calon Bupati pada periode 2005-2010 Ferry Zulkarnain melakukan kampanye dengan caranya sendiri. Ferry turun langsung di seluruh desa dengan memperkenalkan diri dan menyalami masyarakat dengan cara berjalan kaki dari desa ke desa tanpa terkecuali. Dengan metode pasangan Ferry Zulkarnain, ST/Drs. Usman Ak memenangkan pilkada periode 2005-2010 diikuti 6 pasangan calon Bupati/Wakil Bupati.
Namun kebersamaan orang nomor satu dan dua di Dana Mbojo tidak berlanjut pada pilkada periode berikutnya. Pemilihan kepala daerah di kabupaten yang merupakan kali ke dua dipilih langsung oleh rakyat Bima Ferry Zulkarnain menggandeng tokoh politik dari Partai Amanat Nasional, Drs. Syafruddin, M.Pd. Sementara Drs. Usman Ak menjadi Wakil pasangan lain yang merupakan pasangan rival pada pilkada periode 2005-2010.
Kepopularan adik kandung dari Ketua DPRD Kota Bima periode 2009-2014 Hj. Ferra Amaliah, SE, MM ini tidak berhenti sampai masa itu saja. Pada pilkada kabupaten Bima periode 2010-2015 Ferry Zulkarnain terpilih kembali
Pasangan H. Ferry Zulkarnain,ST dengan Drs. Syafruddin, M.Pd yang dikenal dengan sebutan pasangan "FERSY" Rakyat mendapat suara mayoritas. Pasangan "FERSY" Rakyat masuk sebagai calon Bupati/Wakil Bupati Bima diusung 10 (sepuluh) partai politik yang tergabung dalam koalisi partai.
Pilkada Bupati Bima periode 2010-2015 dilaksanakan pada 10 Juni 2010 diikuti 4 (empat) pasangan calon Bupati/Wakil Bupati Bima. Pada saat ini Kabupaten Bima terdiri dari 168 desa tersebar di 18 kecamatan
Bupati Bima H. Ferry Zulkarnain, ST dan Wakil Bupati Bima, Drs. H. Syfarudin dilantik oleh Gubernur NTB, TGB Dr. H. Zainul Madji pada hari Senin 9 Agustus 2010 di Paruga Na'E Talabiu Kecamatan Woha Kabupaten Bima.
H. Ferry Zulkarnain yang menikahi Hj. Indah Damayanti Putri ketika masih berusia 14 tahun ini meninggalkan dua orang putera. Dalam karir politik ayah dari Muhammad Putra Ferryandi dan Muhammad Putra Pratama sebelum terpilih sebagai Bupati merupakan petinggi Partai Golongan Karya (GOLKAR) Kabupaten Bima. Kemampuan manajemennya Ferry dipercayakan menjadi Wakil Ketua DPD Partai Golongan Karya Kabupaten Bima periode 1998-2003.
Pada hari Kamis 4 Juli 2013 Ferry Zulkarnain dikukuhkan sebagai Raja Bima XVI. Ferry Zulkarnain dinobatkan sebagai Raja Bima XVI berdasarkan hasil keputusan rapat 4 Ncuhi yaitu Ncuhi Dara, Ncuhi Doro Wuni, Ncuhi Parewa dan Ncuhi Banggapupa. Pengukuhan yang berlangsung di ASI Bima NTB dihadiri keluarga kerjaaan nusantara dan dunia diantaranya dari Hawai Amerika Serikat.
Ferry Zulkarnain yang lebih dikenal dengan nama Dae Ferry saat ini bertempat tinggal di Jalan Sulawesi No. 5 Kelurahan Sarae Kecamatan Rasanae Kota Bima adalah Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah partai Golkar Kabupaten Bima periode 2003-2008 dan periode 2008-2013.
Pada haru Rabu 5 April 2006 Ferry Zulkarnain menerima kunjungan presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang akan melakukan kunjungan kerja menabur benih ikan Tawes di Dam Pela Parado yang mulai dibangun pada tahun 1999 diatas lahan seluas lebih dari 4 ha. Sebelum melanjutkan ke Doro Peti Kabupaten Dompu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ibu negara Ny. Ani Yudhoyono dan rombongan bermalam di Kota Bima.
Semasa kecil Ferry Zulkarnain menyelesaikan Sekolah Dasar tahun 1976 di SDN No 4 Mataram dan lulus sekolah menengah pertama tahun 1980 di SMP 49 Jakarta. Pangeran mahkota keturuna raja Bima pertama Sultan Abdul Kahir I kemudian menyelesaikan sekolah menengah atas di SMA YAMMI Jakarta Utara tahun 1983. Darah kesultanan yang mengalir dalam diri alumni Universitas Al-Azhar Mataram tahun 2004 ini oleh sebagian masyarakat Bima masih dianggap memiliki keramat. Pada kampanye pilkada periode 2010-2015 kerap dijumpai ada warga masyarakat yang sengaja menyedian khusus botol air tanggung untuk dicelupkan tangan Dae Ferry yang merupakan sapaan khas Ferry Zulkarnain. Air yang dicelupkan tangan Dae Ferry konon untuk disebarkan pada tanaman diladang atau sawah digarap yang bersangkutan.
Pada bulan Desember 2012 Ferry Zulkarnain yang pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Bima tahun 1999 hingga 2003 dikabarkan meninggal dunia. Isu yang sempat membuat masyarakat Bima resah ini sengaja disebarkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab melalui pesan singkat (SMS) melalui HP. Pada hal kakak dari anggota DPRD Kabupaten Bima periode 2009-2014, Ferdiansyah Fajar Islam, ST hanya pergi berobat menggunakan pesawat carteran ke RS. Sanglah Denpasar, Bali.
H. Ferry Zulkarnain yang sewaktu calon Bupati Bima tahun 2010 diperkirakan memiliki kekayaan sebesar Rp. 5,5 milyar berobat ke Denpasar Bali atas rujukan poliklinik Kimia Farma Raba. Akibat penyakit yang diderita Ferry tidak dapat ditangani oleh tim dokter Rumah Sakit Sanglah Bali pihak keluarga melanjutkan pengobatan ke RS Harapan Kita Jakarta hingga Januari 2013.
Bupati Bima, H. Ferry Zulkarnain, ST memimpin upacara HUT RI 17 Agustus 2010 di lapangan sepakbola Desa Teke Kec.Palibelo Bima (Foto:Ronamasa/Ahyar) |
H. Ferry Zulkarnain yang mengalir darah kesultanan Gowa Sulawesi ini mendapat gelar "Sultan Jena Teke". Sebelum terpilih sebagai Bupati Bima Ferry Zulkarnain pernah bertugas di DPRD Kota Bima. Dan kemudian melanjutkan tugasnya sebagai wakil rakyat di DPRD Kota Bima tahun 2003 sampai 2005 akibat adanya pemekaran Kota Bima dari Kabupaten Bima.
Pada pilkada Bupati Bima periode 2005-2010 Ferry Zulkarnain menjadi utusan Partai Golongan Karya sebagai calon Bupati. Sebagai kandidat Ferry Zulkarnain berpasangan dengan seorang berlatar belakang birokrasi yaitu Drs. Usman Ak.
Ketika sudah resmi menjadi satu calon Bupati pada periode 2005-2010 Ferry Zulkarnain melakukan kampanye dengan caranya sendiri. Ferry turun langsung di seluruh desa dengan memperkenalkan diri dan menyalami masyarakat dengan cara berjalan kaki dari desa ke desa tanpa terkecuali. Dengan metode pasangan Ferry Zulkarnain, ST/Drs. Usman Ak memenangkan pilkada periode 2005-2010 diikuti 6 pasangan calon Bupati/Wakil Bupati.
Namun kebersamaan orang nomor satu dan dua di Dana Mbojo tidak berlanjut pada pilkada periode berikutnya. Pemilihan kepala daerah di kabupaten yang merupakan kali ke dua dipilih langsung oleh rakyat Bima Ferry Zulkarnain menggandeng tokoh politik dari Partai Amanat Nasional, Drs. Syafruddin, M.Pd. Sementara Drs. Usman Ak menjadi Wakil pasangan lain yang merupakan pasangan rival pada pilkada periode 2005-2010.
Kepopularan adik kandung dari Ketua DPRD Kota Bima periode 2009-2014 Hj. Ferra Amaliah, SE, MM ini tidak berhenti sampai masa itu saja. Pada pilkada kabupaten Bima periode 2010-2015 Ferry Zulkarnain terpilih kembali
Pasangan H. Ferry Zulkarnain,ST dengan Drs. Syafruddin, M.Pd yang dikenal dengan sebutan pasangan "FERSY" Rakyat mendapat suara mayoritas. Pasangan "FERSY" Rakyat masuk sebagai calon Bupati/Wakil Bupati Bima diusung 10 (sepuluh) partai politik yang tergabung dalam koalisi partai.
Pilkada Bupati Bima periode 2010-2015 dilaksanakan pada 10 Juni 2010 diikuti 4 (empat) pasangan calon Bupati/Wakil Bupati Bima. Pada saat ini Kabupaten Bima terdiri dari 168 desa tersebar di 18 kecamatan
Bupati Bima H. Ferry Zulkarnain, ST dan Wakil Bupati Bima, Drs. H. Syfarudin dilantik oleh Gubernur NTB, TGB Dr. H. Zainul Madji pada hari Senin 9 Agustus 2010 di Paruga Na'E Talabiu Kecamatan Woha Kabupaten Bima.
Upacara pelantikan Bupati Bima, H. Ferry Zulkarnain, ST dan Wakil Bupati Bima, Drs. Syafruddin, M.Pd oleh Gubernur NTB (Foto:Ronamasa/Ahyar)
Pada masa pemerintah Bupati H. Ferry Zulkarnain dengan Syafrudin beberapa kali dicoba digoyangkan pemerintahannya oleh lawan-lawan politiknya. Namun pasangan "FERSY" Rakyat yang pada pilkada Kabupaten memperoleh suara sekitar 63 % ini tetap kokoh dalam menjalankan masa pemerintahannya.
Masa kepemimpinan Ferry Zulkarnain terjadi beberapa kali demo mengakibatkan fasilitas pemerintahan dirusak masa. Tanggal 24 Desember 2011 demonstrasi penolakan tambang. Lambu. Demo yang diikuti masyarakat Kecamatan Sape dan Kecamatan Lambu berkosentrasi di pelabuhan Sape Bima menimbulkan dua korban jiwa pada masyarakat Sipil.
Sebelumnya juga terjadi demonstrasi besar-besaran. Pada 14 Juni 2010 yang merupakan hari penetapan pemenang perolehan suara calon Bupati/Wakil Bupati Bima yang juga diikuti mantan Bupati Bima, Drs. Zainul Arifin terjadi demonstrasi berdarah. Masa demonstran melakukan demo terhadap petugas KPUD (Komisi Pemilihan Umum Daerah) Kabupaten Bima.
Titik puncak kisruh politik di Kabupaten Bima pada tanggal 26 Januari 2012 terjadi demonstrasi mengakibatkan terbakarnya kompleks perkantoran Bupati/Wakil Bupati Bima. Masa demonstran mengamuk dan menerobos masuk pagar halaman kompleks kemudian membakar sejumlah bangunan yang ada didalamnya.
Pada pilkada Walikota Bima periode 2010-2015 adik Ferry Zulkarnain mencalonkan diri sebagai calon Walikota Bima berpasangan dengan Drs. M. Nasir, MM. Namun keberuntungan putri sulung Sultan Abdul Kahir II belum memihaknya. Ibu dari dua anak ini menempati perolehan suara terbanyak kedua dari 7 (tujuh) pasangan calon Walikota/Wakil Walikota Bima. Dan pilkada Walikota Bima periode ini memicu masa turun ke jalan melakukan demo terhadap KPUD Kota Bima
Artikel lainnya
Naskah Asli Pernyataan Berhenti Soeharto Sebagai Presiden RI, 21 Mei 1998
Sejarah Pemerintahan Kabupaten Bima, NTB Sejak Masa Orde Baru
Nama-Nama Desa dan Kecamatan di Kabupaten Bima, NTB
Sinopsis Acara Kampanca Tradisi Pesta Perkawinan Rakyat Bima