Anggota Parlemen Eropa Wanita Ini Bawa Bayi Waktu Sidang

11/24/2013
Ditengah kesibukannya sebagai anggota Parlemen Eropa Licia Ronzulli dari Itali kembali bekerja dengan membawa anaknya yang baru berusia tujuh minggu. Licia Ronzulli memenangkan kursi parlemen Eropa (MEP) pada pemilihan tahun 2099 dari partai mantan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi's, People of Freedom Party.

Licia Ronzulli kelahiran Milan Italia 14 September 1975 memenangkan kursi anggota Parlemen Eropa (MEP) tahun 2009 dengan memperoleh 40.000 suara. (liciaronzulli.it).

Licia Ronzulli bersama putrinya, Vittoria Ronzulli saat voting di Parlemen Eropa
di Strasbourg, Belgia 19 November 2013 (Foto: Reuters/Vincent Kessler)

Putri yang dibawa ketika melaksanakan tugas di parlemen bernama Vittoria Ronzulli lahir10 Agustus 2010. Licia menuturkan apa yang dilakukan ini adalah untuk mengingatkan orang bahwa di sana ada seorang wanita yang tidak punya kesempatan (membawa anaknya bekerja). Akan tetapi walaupun demikian tiap orang harus menentukan sikap untuk dirinya sendiri.

Licia Ronzulli bersama putrinya pada voting di Parlemen Eropa
di Strasbourg 22 September 2010 (Foto: Reuters/Vincent Kessler)
"Kami sudah banyak melakukan, tumpukan pekerjaan di parlemen Eropa dan di sana tidak ada kepentingan pada pers. Bahwa saya datang dengan bayi saya dan semua orang ingin mewawancara saya." ("We've been doing a lot, a lot work in the European parliement and there was no interest in the press. Than I come with my baby and everybody wants to interview me.").

Licia Ronzulli bersama mantan pemain nasional
Belanda Marco van Basten yang pernah
bermain di AC Milan Italia tahun 1990 an
(Foto: Twitter/Licia Ronzulli)
"Ini bukan sebuah politik gerak isyarat. Ini semua berawal dari semua alat-alat gerak isyarat - Saya ingin duduk dengan putri saya sebanyak mungkin, dan mengingatkan orang bahwa di sana ada seorang wanita yang tidak punya kesempatan (membawa anaknya bekerja), bahwa kami dapat melakukan sesuatu untuk berbicara di sini." ("It was not a political gesture. It was first of all a material gesture-that I wanted to stay with my daughter as much as possible, and to remind people that there are women who do not opportunity (to bring their children to work), that we should do something to talk about this.")

"Ini adalah pilihan yang sangat personal. Seorang wanita bebas memilih untuk datang dan kembali setelah 48 jam. Tapi jika dia ingin tinggal di rumah untuk sembilan bulan, atau setahun, kita harus menciptakan kondisi sebaik mungkin," ujarnya. "Saya datang kembali bekerja setelah satu bulan. Tapi saya bukan sebuah contoh untuk diikuti. Tiap orang harus menentukan untuk dirinya sendiri." ("It's a very personal choice. A women should be free to choose to come back after 48 hours. But if she wants to stay at home for six months, or a year, we should create the condotions to make that possible," she said. "I came back to work after one mounth. But I am not an example to follow. Everyone must decide for themselves."). The Guardian, Jum'at 24/9/2010.

Artikel lainnya

Kasih Ibu Yang Tergantikan sepanjang Masa
Inilah Pawai Takruf MTQ Tk Kecamatan Palibelo Bima
Putra Asli Daerah Bima Hamdan Zoelva Terpilih Sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi
Timeline Edward J Snowden NSA Prism Program
Misteri Konspirasi Ratu Inggris Elizabeth I Sejatinya Pria
Perselingkuhan dan Prahara Rumah Tangga Pemimpin Dunia
Inilah Transkrip Asli Pidato Malala Yousafzai di Markas PBB Perjuangkan Hak Wanita Sekolah
Ronamasa