Cara Menjaga Kecerdasan Emosi (EQ)

7/12/2012
Memiliki pendidikan tinggi bukan jaminan untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus bila tidak didukung dan diimbangi dengan keterampilan dan keahlian serta menjaga sikap prilaku. Hal itu perlu dijaga mengingat dewasa ini persaingan lapangan pekerjaan semakin kompetitif seiring meningkatkannya kesadaran dan minat masyarakat untuk menyekolahkkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi.

Pergeseran budaya kesadaran akan tingkat pendidikan juga terjadi hingga pelosok desa seperti di daerah/kampungnya Ahyar Blog. Terkait dengan hal tersebut, hasil survey dibawah ini dapat dijadikan sebagai bahan renungan atau bahan pelajaran untuk membuka kesempatan mendapatkan pekerjaan seperti yang kita cita-citakan.

Berdasarkan survei yang dihajat situs CareerBuilder, 71 persen manajer SDM menyatakan menempatkan kecerdasan emosional dan sikap -- termasuk pada bagaimana ia mengendalikan emosi dan menjalin pertemanan -- ketimbang pada IQ semata. Seseorang dengan EQ (kecerdasan emosi) tinggi dianggap lebih mampu mengendalikan diri dan mampu bekerja di bawah tekanan ketimbang mereka yang hanya mengandalkan IQ tinggi

CareerBuilder memberikan bocoran tentang hal-hal yang perlu diperhatikan untuk memiliki kecerdasan EQ, yaitu:
Kontrol penuh emosi Anda

Biasanya, calon bos akan memasukkan materi diskusi kelompok saat rekrutmen pekerja. Dari sini, emosi calon pekerja diukur. Untuk membantu meminimalisasi reaksi negatif, "Penting bagi Anda mengenali pemicu stress ketika tekanan datang," kata  Patricia Thompson PhD, konsultan manajemen pada Sperduto & Associates Inc, sebuah firma psikolog papan atas di Atlanta. Sikap tubuh juga harus tetap dijaga. Thompson menyarankan untuk keluar dari kondisi itu dengan: tarik nafas panjang, kemudian hitung sampai 10, dan tenanglah.

Lakukan refleksi diri
Agar kecerdasan emosi terasah, Anda harus self-aware, dengan memahami betul apa kekurangan dan kelemahan Anda," kata Thompson. Ia menyarankan untuk membuat lima kelebihan dan kekurangan utama Anda, kemudian gunakan dua hal yang berlawanan itu untuk saling melengkapi. Pilih dua atau tiga kelemahan Anda, dan carilah cara untuk mengatasinya.

Dengarkan
Berdasar survei CareerBuilder, ketajaman emosi juga diukur dari bagaimana ia mampu mendengar. Thompson memberi jalan keluar untuk meningkatkan kemampuan mendengar. "Gunakan dua tingkat cara: pertama dengarkan untuk memahami konten pembicaraan, jangan menyela atau memberi penilaian terhadap apa yang diomongkan sampai dia selesai biacara. Kedua, dengarkan untuk memahami kondisi emosinya saat dia mencerikatan," katanya. Kemampuan mendengar sangat penting, katanya, untuk membangun hubungan dalam satu tim secara lebih baik dan mengurangi konflik.

Sumber: Republika.co.id

Artikel lainnya

Sejarah Kesultanan Bima
5 Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Penyakit Ginjal Kronis
Sejarah Pemerintahan Kabupaten Bima, NTB Sejak Masa Orde Baru
Sejarah Terbentuknya Desa Tonggorisa Palibelo
Ronamasa