Bima yang juga dikenal dengan sebutan Mbojo terbentuk sejak 1625 Masehi dirintis darah kesultanan Gowa,Sultan Abdul Kahir I. Raja Bima yang makamnya kini berada di bukit Dara Kota Bima dinobatkan menjadi Raja Bima pada tanggal 5 Juli 1640 dan jadikan sebagai HUT jadi Bima. Bima terletak di pulau Sumbawa provinsi Nusa Tenggara Barat
Bima yang kini sudah terpisah menjadi dua kepala pemerintahan merupakan daerah Agraris mayoritas penduduknya bermata pencaharian petani. Sebelum tahun 2005 daerah Bima berpenduduk asli 100 % pemeluk agama islam ini beribukota Raba terpisah menjadi Kabupaten Bima dan Kota Madia dipimpin Bupati Bima.
Kabupaten Bima yang berbatasan dengan provinsi Nusa Tenggara Timur dalam perjalanannya beberapa kali mengalami gejolak sosial politik yang berimbas terjadinya huru hara.
Periode sebelum masa pemerintahan Bupati Bima tahun 1999 terjadi pelecehan Agama
Masyarakat Bima pemeluk asli penganut agama Islam merasa dilecehkan oleh oknum sengaja meletakan kulit babi yang merupakan binatang diharamkan dalam agama islam. Seorang sengaja membuat suasana masyarakat Bima marah dengan meletakan kulit babi dalam Masjid sebagai sarana sembahyang pemeluk agama Islam. Peristiwa tahun 1970 an ini terjadi di Mesjid di Raba Bima saat itu dengan peristiwa Sumadi.
Masyarakat Bima pemeluk asli penganut agama Islam merasa dilecehkan oleh oknum sengaja meletakan kulit babi yang merupakan binatang diharamkan dalam agama islam. Seorang sengaja membuat suasana masyarakat Bima marah dengan meletakan kulit babi dalam Masjid sebagai sarana sembahyang pemeluk agama Islam. Peristiwa tahun 1970 an ini terjadi di Mesjid di Raba Bima saat itu dengan peristiwa Sumadi.
Kecurangan Proses Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Masa Pemerintahan Bupati Adi Haryanto Tahun 1998
Ribuan masa demo yang dimotori Amir Iba asal Rontu Kota Bima, Arifuddin asal Sila, M. Gufran asal putera Desa Tonggondoa serta aktivis lainnya menuntut agar pemerintah kabupaten Bima bertanggung jawab atas kecurangan proses seleksi CPNS. Demonstran menduduki kompleks perkantoran Bupati Bima dan bermalam karena belum mendapat tanggapan serius dari pihak pemerintah daerah yang diikuti mahasiswa/mahasiswi Bima menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi dan Universitas di daearah Mataram, pulau Jawa dan Ujung Pandang (Makasar, Sulawesi Selatan).
Masa demonstran yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat berkumpul dan berorasi berpusat di kompleks perkantoran Bupati Bima di Jalan Soekarno Hatta Bima. Tuntutan demo pada masa pemerintahan Bupati Bima Adi Haryanto akhirnya dipenuhi pemerintah Kabupaten Bima setelah salah seorang demonstran melakukan pelemparan kaca bagian depan Paruga Parenta Bima.
Atas reaksi masa demonstran yang mencapai ribuan sudah menunjukan tingkat anarkis merusakan fasilitas pemerintah Daerah para petinggi pemerintah Kabupaten Bima menyepakati tuntutan demonstran. Kesepakatan dapat dicapai atas kerja sama petinggi pemerintah, pihak keamanan serta negosiator berhasil menggiring oknum pejabat melakukan kecurangan diproses secara hukum yang berlaku di negara Republik Indonesia.
Salah seorang negosiator di pihak pendemo saat itu Drs. Arif Sukirman yang saat ini menjadi Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Mbojo Bima. H. Abubakar Jamaluddin yang ditengarai sebagai oknum pejabat yang bertanggung jawab atas terjadinya kecurangan akhirnya mendekam dibalik teruji.
Saya sendiri (Ahyar) saat itu juga bergabung saat menyaksikan sendiri ketika pendemo kehabisan bateray megafon untuk berorasi. Melihat kondisi aktivis kehabisan amunisi untuk berorasi saya membuka topi dan menyebarkan kepada para penonton memberikan suka rela dana untuk membeli bateray. Tingginya partisipasi para simpatisan pendemo dana terkumpul lebih banyak dari dibutuhkan. Dan sisa uang itu mereka (pendemo) pergunakan membeli snack untuk dimakan bersama-sama.
Pada hari yang sama disepakati dan memenuhi tuntutan demonstrasi saat ini juga berimbas terjadinya penjarahan masa isi toko dan terjadi kebakaran toko di pusat kompleks pertokoan Kota Bima. Beberapa toko di depan Toko Daya Indah di jalan Sultan Hasanuddin Kota Bima. Toko yang terbakar diantaranya toko Arjuna, dan Indra hangus dilalap si jago merah.
Masa demonstran yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat berkumpul dan berorasi berpusat di kompleks perkantoran Bupati Bima di Jalan Soekarno Hatta Bima. Tuntutan demo pada masa pemerintahan Bupati Bima Adi Haryanto akhirnya dipenuhi pemerintah Kabupaten Bima setelah salah seorang demonstran melakukan pelemparan kaca bagian depan Paruga Parenta Bima.
Atas reaksi masa demonstran yang mencapai ribuan sudah menunjukan tingkat anarkis merusakan fasilitas pemerintah Daerah para petinggi pemerintah Kabupaten Bima menyepakati tuntutan demonstran. Kesepakatan dapat dicapai atas kerja sama petinggi pemerintah, pihak keamanan serta negosiator berhasil menggiring oknum pejabat melakukan kecurangan diproses secara hukum yang berlaku di negara Republik Indonesia.
Kompleks perkantoran pemerintahan Kabupaten Bima sebelum dibakar masa (Foto: Ronamasa/Ahyar) |
Saya sendiri (Ahyar) saat itu juga bergabung saat menyaksikan sendiri ketika pendemo kehabisan bateray megafon untuk berorasi. Melihat kondisi aktivis kehabisan amunisi untuk berorasi saya membuka topi dan menyebarkan kepada para penonton memberikan suka rela dana untuk membeli bateray. Tingginya partisipasi para simpatisan pendemo dana terkumpul lebih banyak dari dibutuhkan. Dan sisa uang itu mereka (pendemo) pergunakan membeli snack untuk dimakan bersama-sama.
Pada hari yang sama disepakati dan memenuhi tuntutan demonstrasi saat ini juga berimbas terjadinya penjarahan masa isi toko dan terjadi kebakaran toko di pusat kompleks pertokoan Kota Bima. Beberapa toko di depan Toko Daya Indah di jalan Sultan Hasanuddin Kota Bima. Toko yang terbakar diantaranya toko Arjuna, dan Indra hangus dilalap si jago merah.
Tragedi Terbakar Pandopo Bupati Bima Masa Pemerintahan Bupati Bima Drs. H. Zainul Arifin
Menjelang berakhirnya masa jabatan pemerintahan Bupati Drs. H. Zainul Dana Mbojo dirundung duka. Bangunan bersejarah sebagai tempat tinggal orang nomor satu di Bima hangus terbakar dilalap si jago merah. Penyebabkan terbakarnya kompleks Pandopo Bima hingga sampai detik ini tidak diketahui secara pasti. Lokasi bekas puing bangunan tempat tinggal Bupati Bima pada kabupaten Bima yang pernah menyandang "NGAHA AINO NGOHO" masih terlihat kosong dan belum dibangun dengan gedung lain.
Masa pemerintahan Bupati Bima H. Ferry Zulkarnain, ST dengan Drs. H. Syafruddin, M.Pd
Pada saat penetapan pemenang pemilukada Bupati/Wakil Bupati periode 2010-2015 terjadi demo dilakukan oleh pasangan kalah terhadap Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Bima. Suasana dan kondisi poilitik Kabupaten Bima pada masa Pilkada Kabupaten Bima periode 2010 - 2015 berbeda dengan sebelumnya.
Tanggal 14 Juni 2012 detik-detik Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Bima mengumumkan penetapan pasangan "FERSY" Rakyat sebagai pasangan pemenang Pilkada Kab. Bima terjadi demo berakhir rusuh dan berdarah. Demo dilakukan oleh simpatisan dan pendukung pasangan yang kurang beruntung mendapatkan kepercayaan mayoritas Bima.
Pada pemiliihan kepala daerah Kabupaten Bima yang pilih langsung rakyat secara demokrasi ini diikuti empat pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati dengan nomor urut:
- H. Ferry Zulkarnain, ST dengan Drs. H. Syafrudin, M.Pd
- Drs. Suhaedin Abdullah MM - Drs. Sukirman Azis, SH
- Drs. H. Zainul Arifin - Drs. Usman AK
- Drs. H. Najib H.M.Ali - Arie Wiryawan Harun Al-Rasyid, SE
Pembubaran paksa yang berakhir rusuh dan berdarah berawal dari adanya lemparan. Sebuah lemparan benda keras dilakukan oleh seorang tidak diketahui pelakunya ini diarahkan ke dalam kompleks perkantoran KPUD Kabupaten Bima. Akibat adanya insiden ini pihak keamanan yang sedang bertugas melakukan tindakan pengamanan. Pasukan keamanan yang juga mendatangkan pasukan Brimob Kelapa Dua Jawa Barat membubarkan paksa masa demo dan menangkap beberapa orang para demonstran.
Demo Penolakan Tambang di Kecamatan Sape dan Kecamatan Lambu
Pada 24 Desember 2011 terjadi demo besar-besaran di Pelabuhan Sape yang merupakan arus lalu lintas laut penghubung dengan Labuan Bajo dan Sumba Nusa Tenggara Timur. Masyarakat pendemo menutut agar Bupati Bima mencabut ijin eksplorasi pertambangan. Demo yang menuntut pencabutan ijin PT. Sumber mineral Nusantara (PT SMN) dengan SK.188.45/357/004/2010. Masa yang berusaha memblokir pelabuhan laut penyebrangan dibubarkan paksa oleh pihak berwajib dan berakhir dengan berdarah serta menelan 2 korban jiwa masayarakat sipil.
26 Januari 2012 sejumlah kantor yang berkompleks di kantor Bupati Bima dibakar masa. Amukan masa berawal dari kekecewaan masyarakat kecamatan Sape dan Kecamatan Lambu dan Kecamatan Sape yang menuntut agar pemerintah Kabupaten Bima mencabut ijin pertambangan. Dan akhirnya Bupati Bima, H. Ferry Zulkarnain mencabut ijin pertambangan demi menjaga keutuhan, keharmonisan dan persatuan kehidupan masyarkatnya.
Kamis 29 Maret 2012 sejumlah mahasiswa STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Taman Siswa memblokir jalan Lintas Bima Sumbawa. Aksi blokir jalan jalur utama tamu manca negara bertujuan kawasan wisata selancar Lakey Peak Hu,u Dompu saat ini merupakan demo penolakan kenaikan harga BBM oleh presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Masa demo mahasiswa dibubarkan paksa oleh pihak keamanan mengakibatkan seorang mahasiswa terluka.
Tanggal 5 Maret 2013 masyarakat Desa Talabiu Kecamatan Woha Kabupaten Bima memblokir jalan jalur lalu lintas utama Bima-Sumbawa. Aksi Blokir sehingga seluruh transportasi roda dua dan roda empat tidak melintas jalur utama dipicu akibat salah seorang warga Talabiu (Ahmad abdollah) dibunuh oleh oknum warga asal Desa Ngali Kecamatan Belo hingga tewas.
Kejadian perkelahian yang menewaskan seorang laki-laki pegawai honor SMPN 2 Woha ini terjadi dikawasan bekas pembuatan kapal kayu besar di Wadu Mbolo Kecamatan Rasa Na'E Barat Kota Bima Sabtu malam sekitar pukul 22.00 tanggal 2 Maret 2013. Blokir jalan dilakukan secara masal oleh warga Talabiu sebagai tuntutan kepada pihak keamanan agar menangkap pelaku pembunuh.
Jalan yang berada disepanjang Bandara Udara Muhammad Salahuddin Bima yang dilintangkan warga dengan batangan pohon besar ini akhirnya dibuka oleh pihak keamanan pada hari Kamis (7/3) sekitar pukul 14.00 Witeng. Sebelum jalan di yang berada di depan kampus STKIP Taman Siswa Kabupaten Bima dibuka sejumlah kendaraan harus melintas dijalan alternatif yang waktu tempuh lebih lambat sekitar satu jam.
Tanggal 5 Maret 2013 masyarakat Desa Talabiu Kecamatan Woha Kabupaten Bima memblokir jalan jalur lalu lintas utama Bima-Sumbawa. Aksi Blokir sehingga seluruh transportasi roda dua dan roda empat tidak melintas jalur utama dipicu akibat salah seorang warga Talabiu (Ahmad abdollah) dibunuh oleh oknum warga asal Desa Ngali Kecamatan Belo hingga tewas.
Kejadian perkelahian yang menewaskan seorang laki-laki pegawai honor SMPN 2 Woha ini terjadi dikawasan bekas pembuatan kapal kayu besar di Wadu Mbolo Kecamatan Rasa Na'E Barat Kota Bima Sabtu malam sekitar pukul 22.00 tanggal 2 Maret 2013. Blokir jalan dilakukan secara masal oleh warga Talabiu sebagai tuntutan kepada pihak keamanan agar menangkap pelaku pembunuh.
Jalan yang berada disepanjang Bandara Udara Muhammad Salahuddin Bima yang dilintangkan warga dengan batangan pohon besar ini akhirnya dibuka oleh pihak keamanan pada hari Kamis (7/3) sekitar pukul 14.00 Witeng. Sebelum jalan di yang berada di depan kampus STKIP Taman Siswa Kabupaten Bima dibuka sejumlah kendaraan harus melintas dijalan alternatif yang waktu tempuh lebih lambat sekitar satu jam.
Artikel lainnya
Nama-Nama Presiden Wanita di Seluruh Dunia Periode 1974 - 2011
Beginalah Asal Mulanya Jokowi Menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta
Sejarah Pemerintahan Kabupaten Bima, NTB Sejak Masa Orde Baru
Nama-Nama Desa dan Kecamatan di Kabupaten Bima, NTB
Nama-nama Sekolah di Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima, NTB