Kisah Dibalik Gunung Tambora Pulau Sumbawa Bima, NTB Sebelum Meletus

5/29/2013
Gunung Tambora yang meletus tahun 1815 M diperkirakan menewaskan 92 ribu jiwa. Berdasarkan cerita sejarah di kawasan gunung Tambora terdapat tiga kerajaan setempat yang berkuasa. Salah satu kerajaan dikawasan gunung Tambora saat itu adalah kerajaan Tambora dibawah kekuasaan raja Abdul Gafur. Ketika memerintah di kawasan pemerintahannya dikunjungi oleh seorang ulama agama Islam dan kemudian memperlakukannya dengan cara tidak manusiawi sesuai ajaran Islam.

"... tatkala itulah di tanah Bima datanglah takdir Allah melakukan kodrat dan iradat atas hamba-Nya. Maka gelap berbalik lagi lebih daripada malam itu, kemudian maka berbunyilah seperti bunyi meriam orang perang, kemudian maka turunlah kersik batu dan abu seperti dituang, lamanya tiga hari dua malam..... Setelah itu maka teranglah hari, maka melihat rumah dan tanaman sudah rusak semuanya.
Demikianlah adanya itu, yaitu pecah gunung Tambora menjadi mati orang Tambora dan Pekat..." (Bo'o Sangaji Kai, naskah 87).

Gunung Berapi Tambora Pulau Sumbawa, NTB
Bekas letusan gunung Tambora di Pulau Sumbawa
Provinsi Nusa Tenggara Barat. (Foto:Diupload)
Dalam Bahasa Mbojo Bima Tambora bila dipenggal terdiri dari kata Ta dan Mbora. Ta dapat berarti sebuah kata ajakan (ayo, mari). Sementara Mbora berarti Hilang. Konon berdasarkan legenda ada orang-orang khusus yang ingin memiliki kesaktian kebathinan agar tidak dapat dilihat oleh orang lain.

Khususnya di pulau Sumbawa Bahasa daerah Bima dipergunakan sebagai alat komunikasi masyarakat Kabupaten Bima, Kota Bima dan Kabupaten Dompu dalam menjalin komunikasi sehari-hari.

Siti Mariam sejarawan Bima
Sejarahwan, Siti Mariam sebagai sumber informasi
misteri meletusnya Gunung Tambora Pulau Sumbawa, NTB.
Siti Mariam yang juga dikenal dengan panggilan Ina Ka'u Mari
merupakan seorang peneliti dari Universitas Matatam, NTB
(Foto: diupload)
Sebelum meletus di kawasan Gunung Tambora yang berada di pulau Sumbawa provinsi Nusa Tenggara Barat dikunjungi seorang ulama. Ketika sedang melakukan perjalanan menuju Suro (Mushala) yang merupakan sarana ibadah agama Islam menemukan sseorang bersama anjing berada dalam Suro.

Karena yang dilihatnya dianggap merupakan larangan keras (najis dan haram) dalam agama Islam ulama tersebut menegurnya. Ternyata orang yang bersama anjing tersebut adalah pegawai istana kerajaan Tambora. Karena tidak bisa menerima teguran ditujukan kepadanya lalu melaporkannya kepada penguasa kerajaan Tambora saat itu, raja Abdul Gafur.

Mendengar laporan pegawainya Raja Abdul Gafur tersinggung dan marah. Ia kemudian menggunakan siasat untuk menjebak ulama dengan mengundang jamuan makan di kerajaan. Pada saat sedang santap bersama, Raja Abdul Gafur kemudian menjelaskan kepada Ulama tentang daging dimakannya adalah daging anjing yang diharamkan dalam ajaran agama Islam.

Ulama tersebut kemudian menjawab dengan mengatakan bahwa ia tidak berdosa. Yang berdosa adalah orang yang memberikan. Jawaban Ulama tidak diterima oleh Raja dan membuatnya marah. Akhirnya Raja Abdul Gafur memerintahkan pegawai istana menggiring ulama ke hutan belantara dan kemudian membunuhnya.

Gunung Tambora yang meletus pada tahun 1815 membentuk kaldera berdiameter 7 km, dan menimubulkan korban jiwa sekitar 92 ribu orang tewas disusul terjadinya Tsunami. Sebelum meletus Gunung Tambora yang memiliki ketinggian 4.200 meter dari permukaan laut diperkirakan terdapat 3 (tiga) kerajaan yang terdiri dari Kerjaaan Tambora, Kerajaan Pekat dan kerajaan Sanggar. (Metro TV).

Kerajaan pekat dan kerajaan Bima memiliki hubungan dalam mengurus kemaslahatan penduduknya. "Kalau ada masalah-masalah kadang-kadang diadakan rundingan," jelas Siti Mariam. Siti Mariam merupakan anak dari Sultan Muhammad Salahuddin yang Raja Bima ke Raja Bima ke XII (dua belas) dan juga merupakan saudara kandung dari ayah Bupati Bima sejak 2005, H. Ferry Zulkarnain, ST, MM.

Gunung Tambora Pulau Sumbawa
Peta pulau Sumbawa provinsi Nusa Tenggara Barat (Foto: diupload)

Kerajaan-kerajaan yang pernah ada di Gunung Tambora dipulau Sumbawa, NTB.
(Peta: diupload)

Pengaruh dari meletusnya gunung Tambora Kekuatan letusan gunung Tambora menjulang tinggi sekitar 44 km dari permukaan tanah tidak hanya berdampak di Indonesia saja. Letusan gunung Tambora setara dengan 172 ribu kali kekuatan bom atom Hirosima juga kawasan benua Asia bahkan benua Eropa. 4 (empat) kali lebih besar dari letusan gunung berapi Krakatau tahun 1843 Masehi.

Seorang geologist/vulcanolog asal Bandung, Jawa Barat, Igor Suthawijaya yang melakukan penelitian selama 15 tahun misteri letusan gunung Tambora. Dari hasil penelitian korban diperkirakan terkubur pada kedalaman antara 3 sampai 8 meter.

Referensi: Metro TV.

Artikel lainnya

Sejarah Kesultanan Bima Pulau Sumbawa, NTB
Sejarah Pemerintahan Kabupaten Bima, NTB Sejak Masa Orde Baru
Nama-Nama Desa dan Kecamatan di Kabupaten Bima, NTB
Kamus Bahasa Daerah Bima Terjemahan ke Bahasa Inggris-Indonesia: Percakapan Sehari-hari
Ronamasa