Bandar udara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, Nusa Tenggara Barat hingga hari Jum'at (19/7) terpaksa tidak dapat melayani sejumlah penerbangan Denpasar-Bali-Bima (PP) dan Mataram Bima (PP). Penerbangan domestik Merpati Nusantara Airlines dan Lion Air tidak bisa mendaratkan pesawat akibat gedung tower ditutup pemilik lahan.
Gedung tower yang berfungsi sebagai tempat bertugasnya pegawai pemandu pesawat landing ditutup oleh pemilik yang telah memenangkan gugatan atas lahan tanah tempat dibangunnya tower bandara. Penyegelan kali hingga hari Jum'at (19/7) ini merupakan kedua kalinya dalam bulan Juli 2013.
Sebelumnya pemilik tanah yang berasal dari Desa Teke Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima menyegel pada hari Juma't 12 Juli 2013.
Akibatnya penyegelan ini sejumlah penerbangan yang seharusnya turun di Bima tidak bisa mendaratkan pesawat dan membawa kembali penumpangnya ke bandara departure-nya. Namun segel dibuka setelah tercapai kesepakatan pihak bandara berjanji akan membayar harga tanah sesuai tenggang waktu disepakati.
Bandara udara dari nama raja Bima Sultan Muhammad Salahuddin beridri sejak jaman penjajahan Belanda menduduki Indonesia. Bandara udara Sultan Salahuddin Bima merupakan bandara udara tempat turunnya tamu mancangara tujuan Lakey Beach Hu'u Dompu, NTB. Lakey Peaks merupakan tempat wisata yang cukup terkenal di dunia internasional bagi peselancar (surfer) yang setiap tahunnya mencapai puluhan ribu wisatawan domestik dan Internasional.
Pesawat yang menggunakan jasa bandar udara Sultan Muhammad Salahuddin
Palibelo Bima Nusa Tenggara Barat
(Foto: Ronamasa/Ahyar)
Palibelo Bima Nusa Tenggara Barat
(Foto: Ronamasa/Ahyar)
Plank segel lahan sengketa tempat dibangunnya gedung Tower airport Sultan Muhammad Salahuddin Palibelo Bima pada 12/7/2013 (Foto: Ronamasa/Ahyar). |
Sebelumnya pemilik tanah yang berasal dari Desa Teke Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima menyegel pada hari Juma't 12 Juli 2013.
Akibatnya penyegelan ini sejumlah penerbangan yang seharusnya turun di Bima tidak bisa mendaratkan pesawat dan membawa kembali penumpangnya ke bandara departure-nya. Namun segel dibuka setelah tercapai kesepakatan pihak bandara berjanji akan membayar harga tanah sesuai tenggang waktu disepakati.
Bandara udara dari nama raja Bima Sultan Muhammad Salahuddin beridri sejak jaman penjajahan Belanda menduduki Indonesia. Bandara udara Sultan Salahuddin Bima merupakan bandara udara tempat turunnya tamu mancangara tujuan Lakey Beach Hu'u Dompu, NTB. Lakey Peaks merupakan tempat wisata yang cukup terkenal di dunia internasional bagi peselancar (surfer) yang setiap tahunnya mencapai puluhan ribu wisatawan domestik dan Internasional.